ARTICLE

Posted By Singgalang Padang - 15 November 2016

Perspektif Kesehatan dalam Sebuah Demo


Oleh: Rahyussalim

AKSI Bela Islam pada Jumat, 4 November 2016 atau yang lebih dikenal dengan Demo 411 menyisakan satu fenomena terkait kesehatan yang cukup menarik.

Seperti dilansir berbagai media, dari dua juta peserta aksi damai yang berlangsung sejak ba’da Shalat Jumat hingga malam hari itu, tak lebih dari 100 peserta yang mengalami sakit karena kelelahan dan memerlukan pertolongan paramedis.

Hal ini menunjukkan, hampir seluruh peserta aksi tersebut memiliki kesehatan yang cukup baik, dan telah mempersiapkan diri terhadap berbagai kemungkinan gangguan.

Bagi seorang dokter atau paramedis yang ikut dalam aksi demontrasi sebagai tenaga kesehatan sukarela yang bertugas mengatasi permasalahan kesehatan selama demo berlangsung, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.

Setidaknya ada sembilan hal yang perlu dicatat sebelum Anda sebagai dokter ikut berdemonstrasi. Pertama, persiapkan safety terhadap diri sendiri. Jangan lupa untuk selalu mempersiapkan pelindung kepala, pelindung tubuh, alas kaki, alat kebersihan pribadi serta alas tempat shalat(sajadah.

Kedua, ukurlah kemampuan fisik Anda. Orang yang paling mengetahui kondisi fisiknya adalah dirinya sendiri. Bila Anda memiliki riwayat penyakit tertentu sebaiknya dikomunikasikan dengan tim lainnya agar Anda dapat diberikan beban kerja sesuai kondisi fisik masing-masing. Jangan segan-segan mengatakan kondisi Anda dan beristirahat bila diperlukan.

Ketiga, ukurlah kemampuan medis Anda. Bila Anda seorang ahli bedah tentu sangat cakap mengatasi kasus bedah. Demikian pula sebaliknya, jika seorang dokter umum ataupun dokter penyakit dalam maka yang bekerjalah sesuai kemampuan Anda.

Perkenalkan kepada peserta demo yang berkunjung ke ambulan maupun posko kesehatan bahwa Anda ahli di bidang tertentu. Memakai identitas berupa tanda pengenal akan sangat baik sehingga peserta aksi menjadi yakin dengan siapa dia diobati.

Keempat, perkiraan cuaca. Cuaca tidak dapat diprediksi sehingga sangat perlu diantisipasi. Demo yang dilakukan pada kondisi cuaca terik tengah hari dengan suhu udara mencapai lebih dari 30 derajat Celsius dapat menyebabkan peserta demo mengalami heat stroke, dehidrasi, kelelahan, kekurangan oksigen hingga pingsan. Jika kondisi cuaca hujan tentu akan dapat menyebabkan masalah lain yang juga perlu diantisipasi.

Kelima, usia para pendemo. Peserta demo dengan usia ekstrim perlu mendapatkan perhatian lebih selama aksi berlangsung. Yang termasuk pada kriteria ini adalah anak-anak dan usia tua.

Informasi usia ini perlu diketahui oleh paramedis karena jenis masalah yang muncul pada kelompok anak-anak akan sangat berbeda dengan kelompok orang tua, begitu pula berbeda dengan kelompok remaja dan dewasa. Selain itu ketersediaan alat evakuasi yang sesuai juga perlu diperhitungkan terkait faktor usia ini.

Keenam, perkiraan lamanya demo berlangsung. Informasi tentang waktu dan perkiraan berapa lama demo akan berlangsung juga perlu diperhitungkan karena seringkali saat dilakukan evaluasi terhadap kondisi di lapangan akan menyebabkan terjadinya perubahan situasi.

Ini berdampak pada kebutuhan tenaga kesehatan baik medis maupun non-medis serta alkes dan obat-obatan. Koordinasi dengan jaringan kesehatan yang berada di sekitar wilayah demo serta kondisi rumah sakit setempat seharusnya di update setiap satu jam.

Ketujuh, organisasi jaringan kesehatan termasuk komunikasi. Organisasi jaringan kesehatan sebaiknya terintegrasi agar komunikasi dapat dilakukan sebaik mungkin. Dalam suatu organisasi kesehatan tentu diutamakan menolong korban dan membantu memulihkan kesehatan peserta demo tanpa dibeda-bedakan. Penggunaan berbagai fasilitas komunikasi yang tersedia seperti berbagai media sosial(Facebook, Twitter, Instagram) hingga media komunikasi pribadi seperti WhatsApp, Blackberry Message, Line dan lain sebagainya tentu akan sangat memudahkan.

Kedelapan, pemetaan masalah kesehatan yang akan muncul di lapangan. Pemetaan/mapping terhadap berbagai masalah yang mungkin akan muncul di lapangan pada saat demo, idealnya dilakukan sehari sebelum aksi tersebut berlangsung. Pemetaan ini akan sangat membantu terutama jika selalu di-update dan dikomunikasikan dengan tim lainnya sehingga dapat saling melengkapi.

Kesembilan, kesiapan alat kesehatan dan pendukung medis maupun non- medis. Alat kesehatan dan pendukung medis maupun non-medis harus disiapkan dengan baik sesuai fungsi dan kemampuan yang ada. Setiap tim perlu mendeklarasikan kesiapan fasilitas mereka untuk dapat saling membantu dan melengkapi.

Kesembilan hal ini juga perlu dipikirkan bagi peserta demo non-dokter. Bukankah tujuan Anda untuk ikut demo adalah agar tetap bisa kembali ke rumah dengan selamat dan bertemu dengan keluarga tercinta?

Semoga tulisan ini dapat membantu dalam meminimalkan jumlah korban demo. Jika ada korban semoga semakin memperbanyak korban demo yang dapat dipulihkan kesehatannya. Ini sebagai salah satu upaya pencegahan dalam menurunkan angka kesakitan dan cidera di masyarakat. (penulis adalah dokter)

END


Posted by Singgalang Padang - 26 Mei 2016

Donasi Empat Dokter untuk Empat Calon Mahasiswa


PADANG-Membaca Halaman Utama Harian Umum Singgalang Edisi Kamis (19/5) lalu, ternyata membuat beberapa pihak tersentak. Pasalnya, terdapat berita dengan judul "Mereka Para Pejuang Pendidikan" yang di rilis Dompet Dhuafa Singgalang yang memicu konflik batin para pembaca khususnya kota Padang tentang nasib adik-adik mereka yang ternyata menjalani perjuangan cukup berat untuk dapat meneruskan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Favorit.

Mereka adalah siswa-siswi asal SMA N 2 Padang, Farhan Murazak (18), Ari Febrian (17), Resya Sumardi (19), dan Yossi Diana Putri (18), yang telah lulus tahapan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 jurusan pilihan masing-masing di PTN Favorit yakni Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Empat anak Padang ini belum bisa bernafas lega atas kelulusan mereka. Apa sebab? Hari keberangkatan untuk pendaftaran ulang hanya tinggal hitungan hari. Mereka kebingungan memikirkan kebutuhan biaya untuk keberangkatan mereka menuju tanah Jawa pada tanggal 28 Mei mendatang.

Pihak sekolah memberi solusi bagi mereka untuk dapat merujuk kebutuhan mereka melalui Dompet Dhuafa Singgalang yang bekerjasama dengan Harian Umum Singgalang.

Rabu (18/5) lalu, empat anak ini mengadukan nasib ke Graha Kemandirian Dompet Dhuafa Singgalang. Masing-masing siswa ini berlatarbelakang keluarga kurang mampu.

Dalam hal ini, Dompet Dhuafa Singgalang menjadi jembatan penghubung antara mereka dan para donatur agar mendapat dukungan dana melalui publikasi pemberitaan.

Alhamdulillah, adanyan pemberitaan ini menyatukan kembali rantai ikatan alumni SMA kota Padang yang sempat terputus. Donatur, mitra, dan jaringan Dompet Dhuafa Singgalang yang juga merupakan ikatan alumni, langsung menyambut baik berita ini. Empat orang alumni SMA Kota Padang berprofesi Dokter, sekaligus tenaga pengajar di Fakultas kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yaitu dr. Nisa Ike Rini SpJP (alumni SMA N 1), dr. Andi Dharma Putra SpOG (alumni SMA N 2), dr. Ayarman Mazni SpB KBD (alumni SMA N 3), dan dr. Rahyussalim SpOT K Spine(alumni SMA N 3), mengucurkan donasi sejumlah Rp. 11.500.000,- untuk keberangkatan empat anak ini.

"Adapun tujuan kami seprofesi melakukan pengumpulan donasi, adalah untuk menggerakan koordinasi donatur dan sahabat alumni lainnya agar tergugah untuk bersinergi lebih besar dalam gerakan peduli terhadap perjuangan pendidikan adik-adik kita yang masih di bangku sekolah ataupun hendak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi," tutur dr. Rahyus sebagai koordinator dari gerakan kepedulian alumni ini.

Penyerahan donasi telah dilakukan secara simbolis di Graha Kemandirian Dompet Dhuafa Singgalang pada Senin (23/5). Empat anak ini mengaku sangat senang atas respon cepat yang diberikan donatur untuk membantu pendidikan mereka.

"Memang sempat salah satu alumni kami protes setelah membaca pemberitaan yang terbit di Singgalang, katanya, pihak sekolah seakan menganggap ikatan alumni tidak ada, namun kebijakan yang dipertimbangkan sekolah dibalik ini sebenarnya untuk kembali menyatukan alumni, dan ternyata cara ini benar-benar berhasil, bahkan Pak Rahyus meminta kami untuk menemui beliau sesampainya kami nanti di Jakarta," jelas Resya.

"InsyaAllah donasi Rp.11.500.000,- akan kami lipatgandakan jumlahnya 10 kali lipat lewat kesuksesan kami kelak," sela Yossi sebagai ungkapan sukacitanya.

Sedangkan Farhan, menyatakan kesiapan mereka meneruskan iktikad mulia para alumni mereka ini untuk adik-adik generasi dibawah mereka nanti.

"InsyaAllah perjuangan alumni akan kami teruskan dengan membentuk ikatan alumni yang kuat juga nantinya. Agar kami bisa turut menjadi perpanjangan tangan membantu adik-adik kami yang kelak nasibnya seperti kami sekarang," harapnya.

Rasa syukur atas bantuan yang telah disalurkan para alumni, turut membuat haru Ari, "Apa yang telah diberikan alumni kepada kami hari ini, akan kami jadikan sebagai batu loncatan kami untyuk meraih masa depan. InsyaAllah, alumni telah memberikan kami sebuah kunci untuk membuka jalan kami menuju sukses. Terimakasih untuk alumni dan Dompet Dhuafa Singgalang yang telah membuka jalan kami terhubung dengan alumni kembali," pungkas Ari. (nisa)

END